regiteblog
Sabtu, 17 Desember 2016
Usaha usaha manusia untuk meningkatkan rasa percaya kepada Tuhan
Minggu, 11 Desember 2016
Sebab-sebab kegelisahan
A. Penyebab kegelisahan dari dalam diri seseorang :
1. Cinta Diri
Kecintaan seseorang terhadap dirinya merupakan hal yang wajar. Namun jika berlebihan dalam
mencintai diri kita sendiri, maka kita akan merasa terbebani dengan berbagai macam penderitaan. Cinta diri adalah kecintaan yang melampaui batas dan perhatian yang berlebihan terhadap diri sendiri. Perhatian yang berlebihan akan menyebabkan munculnya keinginan buruk dalam diri seseorang.
2. Lalai dalam mengingat Allah
Was-was dalam keadaan tertentu keadaan tertentu akan muncul sebagai akibat kelalaian seseorang dalam mengingat Allah, berpaling dari (mencari) hikmah-Nya, dan mengentengkan perintah dan larangan-Nya. Terkadang was-was juga akan muncul dari setan yang telah mengguncangkan jiwanya. Orang yang hatinya bersih dan yakin kepada Allah tidak akan terkena penyakit ini, kecuali bila menderita cacat atau penyakit tertentu. Beberapa riwayat menyebutkan bahwa was-was bisa muncul sebagai akibat perbuatan haram dan mungkar. Sebaliknya, mencari perlindungan Allah dapat mencegah seseorang dari dampak negatifnya.
3. Gejolak Hati
1. Cinta Diri
Kecintaan seseorang terhadap dirinya merupakan hal yang wajar. Namun jika berlebihan dalam
mencintai diri kita sendiri, maka kita akan merasa terbebani dengan berbagai macam penderitaan. Cinta diri adalah kecintaan yang melampaui batas dan perhatian yang berlebihan terhadap diri sendiri. Perhatian yang berlebihan akan menyebabkan munculnya keinginan buruk dalam diri seseorang.
2. Lalai dalam mengingat Allah
Was-was dalam keadaan tertentu keadaan tertentu akan muncul sebagai akibat kelalaian seseorang dalam mengingat Allah, berpaling dari (mencari) hikmah-Nya, dan mengentengkan perintah dan larangan-Nya. Terkadang was-was juga akan muncul dari setan yang telah mengguncangkan jiwanya. Orang yang hatinya bersih dan yakin kepada Allah tidak akan terkena penyakit ini, kecuali bila menderita cacat atau penyakit tertentu. Beberapa riwayat menyebutkan bahwa was-was bisa muncul sebagai akibat perbuatan haram dan mungkar. Sebaliknya, mencari perlindungan Allah dapat mencegah seseorang dari dampak negatifnya.
3. Gejolak Hati
Terkadang was-was muncul dalam keadaan tertentu lantaran kegalauan hati yang sangat keras akan hal-hal yang spele dan remeh. Ketika ia tidak mendapatkan sesuatu yang dapat menyibukkan dirinya, ia akan memikirkan problem dan khayalan sia-sia, sehingga sering kali hal itu menyeretnya kedalam kubangan was-was. Sebagian orang berkeyakinan bahwa pemikiran yang disertai perasaan was-was sebenarnya merupakan sejenis kegelisahan yang timbul dari penyakit kejiwaan yang dapat disembuhkan dengan mudah.
4. Rasa Takut dan Malu
Sifat malu merupakan salah satu diantara faktor penyebab was-was, sebab seorang pemalu adalah orang yang takut berdiam diri. Mereka yang masa kecilnya telah mendapatkan pelecehan dan perlakuan keras, pada masa dewasanya tidak akan mampu menghadapi problem yang sangat besar dan menyelesaikannya secara benar. Ini menunjukkan bahwa seorang pemalu akan berusaha dengan berbagai macam cara untuk melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya agar tidak menjadi bahan penilaian dan cemoohan orang lain. Inilah yang mendorongnya melakukan pekerjaan secara berulang agar dapat menyelesaikannya sebaik mungkin, yang pada akhirnya menjerumuskannya kedalam was-was.
5.. Tidak Merasa Aman
Perasaan tidak aman merupakan faktor penyebab terjadinya was-was. Sebagian orang akan menderita was-was lantaran dirinya merasakan tidak adanya keamanan. Terkadang, perasaan semacam ini merupakan akibat dari lemahnya kepribadian dan tidak adanya kemampuan dalam mengendalikan diri.
6. Kemasyarakatan
dalam beberapa keadaan, was-was diakibatkan oleh faktor sosial dimana kita dapat melihat sebagian gejalanya ketika seseorang melakukan suatu perbuatan yang sama dengan orang lain dan selalu mengikutinya.
Sumber : https://aisyahtyasmaharani.wordpress.com/2013/12/05/faktor-penyebab-kegelisahan
Minggu, 04 Desember 2016
Macam-macam Tanggung Jawab
Manusia berjuang memenuhi keperluannya sendiri atau untuk keperluan pihak lain. Untuk itu ia menghadapi manusia lain dalam masyarakat atau menghadapi lingkungan alam. Dalam usahanya itu manusia juga menyadari bahwa ada kekuatan lain yang ikut menentukan yaitu kekuasaan Tuhan. Dengan demikian tanggung jawab itu dapat dibedakan menurut keadaan manusia atau hubungan sayang dibuatnya. Atas dasar ini lalu dikenal beberapa jenis tanggung jawab yaitu :
a. Tanggung jawab terhadap diri sendiri
Tanggung jawab terhadap diri sendiri menuntut kesadaran setiap orang untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan kepribadian sebagai manusia pribadi. Dengan demikian bisa memecahkan masalah-masalah kemanusiaan mengenai dirinya sendiri. Menurut sifat dasarnya manusia adalah makhluk bermoral, tetapi manusia juga seorang pribadi. Karena merupakan seorang pribadi, maka manusia mempunyai pendapat sendiri sebagai perwujudan pendapat perasaan dan angan-angan itu manusia berbuat dan bertindak. Dalam hal ini manusia tidak luput dari kesalahan, kekeliruan, baik di sengaja maupun tidak.
b. Tanggung jawab terhadap keluarga
Keluarga merupakan masyarakat kecil. Keluarga terdiri dari suami istri, ayah ibu dan anak anak, dan juga orang lain yang menjadi anggota keluarga. Setiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab terhadap keluarganya. Tanggung jawab ini menyangkut nama baik keluarga. Tetapi tanggung jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan, pendidikan dan kehidupan.
c. Tanggung jawab terhadap masyarakat
Pada hakikatnya manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lain, sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk sosial. Karena membutuhkan manusia lain maka ia harus berkomunikasi dengan manusia lain tersebut. Sehingga dengan demikian manusia disini merupakan anggota masyarakat yang tentunya mempunyai tanggung jawab seperti anggota masyarakat yang lain agar dapat melangsungkan hidupnya dalam masyarakat tersebut. Wajar apabila segala tingkah laku dan perbuatan harus dipertanggung jawabkan pada masyarakat.
d. Tanggung jawab terhadap bangsa dan negara
Satu kenyataan lagi, bahwa tiap manusia, tiap individu adalah warga negara suatu negara. Dalam berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia terikat oleh norma norma atau aturan aturan yang dibuat negara. Manusia tidak dapat berbuat semaunya sendiri. Bila perbuatan manusia itu salah, maka ia harus bertanggung jawab terhadap negara.
e. Tanggung jawab terhadap Tuhan
Tuhan menciptakan manusia di bumi ini bukanlah tanpa tanggung jawab, melainkan untuk mengisi kehidupannya manusia mempunyai tanggung jawab langsung terhadap Tuhan. Sehingga tindakan manusia tidak bisa lepas dari hukuman hukuman Tuhan yang dituangkan dalam berbagai kitab suci melalui berbagai macam agama. Pelanggaran dari hukuman hukuman tersebut akan segera diperingatkan oleh Tuhan dan jika dengan peringatan yang keras pun manusia masih juga tidak menghiraukan maka Tuhan akan melakukan kutukan. Sebab dengan mengabaikan perintah perintah Tuhan berarti mereka meninggalkan tanggung jawab yang seharusnya dilakukan manusia terhadap Tuhan sebagai penciptanya, bahkan untuk memenuhi tanggung jawabnya manusia perlu pengorbanan.
a. Tanggung jawab terhadap diri sendiri
Tanggung jawab terhadap diri sendiri menuntut kesadaran setiap orang untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan kepribadian sebagai manusia pribadi. Dengan demikian bisa memecahkan masalah-masalah kemanusiaan mengenai dirinya sendiri. Menurut sifat dasarnya manusia adalah makhluk bermoral, tetapi manusia juga seorang pribadi. Karena merupakan seorang pribadi, maka manusia mempunyai pendapat sendiri sebagai perwujudan pendapat perasaan dan angan-angan itu manusia berbuat dan bertindak. Dalam hal ini manusia tidak luput dari kesalahan, kekeliruan, baik di sengaja maupun tidak.
b. Tanggung jawab terhadap keluarga
Keluarga merupakan masyarakat kecil. Keluarga terdiri dari suami istri, ayah ibu dan anak anak, dan juga orang lain yang menjadi anggota keluarga. Setiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab terhadap keluarganya. Tanggung jawab ini menyangkut nama baik keluarga. Tetapi tanggung jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan, pendidikan dan kehidupan.
c. Tanggung jawab terhadap masyarakat
Pada hakikatnya manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lain, sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk sosial. Karena membutuhkan manusia lain maka ia harus berkomunikasi dengan manusia lain tersebut. Sehingga dengan demikian manusia disini merupakan anggota masyarakat yang tentunya mempunyai tanggung jawab seperti anggota masyarakat yang lain agar dapat melangsungkan hidupnya dalam masyarakat tersebut. Wajar apabila segala tingkah laku dan perbuatan harus dipertanggung jawabkan pada masyarakat.
d. Tanggung jawab terhadap bangsa dan negara
Satu kenyataan lagi, bahwa tiap manusia, tiap individu adalah warga negara suatu negara. Dalam berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia terikat oleh norma norma atau aturan aturan yang dibuat negara. Manusia tidak dapat berbuat semaunya sendiri. Bila perbuatan manusia itu salah, maka ia harus bertanggung jawab terhadap negara.
e. Tanggung jawab terhadap Tuhan
Tuhan menciptakan manusia di bumi ini bukanlah tanpa tanggung jawab, melainkan untuk mengisi kehidupannya manusia mempunyai tanggung jawab langsung terhadap Tuhan. Sehingga tindakan manusia tidak bisa lepas dari hukuman hukuman Tuhan yang dituangkan dalam berbagai kitab suci melalui berbagai macam agama. Pelanggaran dari hukuman hukuman tersebut akan segera diperingatkan oleh Tuhan dan jika dengan peringatan yang keras pun manusia masih juga tidak menghiraukan maka Tuhan akan melakukan kutukan. Sebab dengan mengabaikan perintah perintah Tuhan berarti mereka meninggalkan tanggung jawab yang seharusnya dilakukan manusia terhadap Tuhan sebagai penciptanya, bahkan untuk memenuhi tanggung jawabnya manusia perlu pengorbanan.
Jumat, 25 November 2016
Contoh-contoh Cita-cita
Setiap orang memiliki cita-cita yang ingin dicapainya. Banyak alasan mengapa orang ingin mewujudkan cita-citanya, dan salah satunya ialah ingin memiliki masa depan yang baik dan ingin membanggakan kedua orang tua. Jika cita-cita kita sudah tercapai, orang tua hanya bisa ikut merasa bangga dan bersyukur atas terwujudnya cita-cita sang anak. Tidak mudah untuk meraih cita-cita yang kita harapkan. Kita harus banyak usaha, berdoa dan prihatin terhadap diri sendiri. Karena 99% merupakan usaha yang kita lakukan dan 1% nya merupakan doa yang kita panjatkan kepada Tuhan.
Jika semua usaha dan doa telah kita laksanakan, kita pasrah kan segalanya pada Tuhan. Karena bagaimanapun, Tuhan yang menentukan. Jika semua telah dilakukan namun gagal dalam mewujudkan cita-cita, coba lagi lagi dan lagi. Karena, tidak ada hasil yang mengkhianati usaha. Jadi, yakin lah pada diri sendiri, bahwa kita mampu untuk mewujudkan cita-cita yang telah kita tanam.
Contoh dari cita-cita
Ita bercita-cita ingin menjadi seorang Polwan (Polisi Wanita). Cita-cita itu sudah Ita tanam sejak kecil. Karena, orang tuanya menginginkan Ita untuk menjadi seorang abdi negara. Ita ingin membuat mereka bangga dan bahagia. Orangtua Ita bukanlah dari keluarga anggota Polisi. Namun, Ita ingin menjadi orang pertama yang menjadi polisi dalam keluarganya. Ita akan terus berusaha dan berdoa pada Tuhan. Walaupun Ita pernah gagal dalam mengikuti test Polwan, Ita akan terus berusaha sampai cita-citanya tercapai. Selain itu, Ita selalu dapat suport dari orangtua dan teman terdekatnya, sehingga Ita semakin semangat untuk meraihnya. Karena, suport dari mereka merupakan hal yang penting.
Minggu, 20 November 2016
Contoh-contoh Pembalasan
1. Contoh pembalasan positif
Misalkan ada 2 orang sahabat yang telah berteman sejak lama yang bernama Ani dan Dewi. Ani sedang berulang tahun yang ke 19 tahun. Lalu Dewi memberikan ucapan selamat dan memberikan hadiah kepada Ani. Dan ketika Dewi yang berulang tahun, ada rasa yang timbul dalam diri Ani untuk memberikan ucapan selamat dan hadiah pada Dewi. Akhirnya, Dewi pun membalas untuk memberikan ucapan dan hadiah untuk Ani.
Pembalasan ini merupakan pembalasan yang positif. Karena dalam hal ini timbul rasa terimakasih dan rasa saling menghargai satu sama lain.
Misalkan ada 2 orang sahabat yang telah berteman sejak lama yang bernama Ani dan Dewi. Ani sedang berulang tahun yang ke 19 tahun. Lalu Dewi memberikan ucapan selamat dan memberikan hadiah kepada Ani. Dan ketika Dewi yang berulang tahun, ada rasa yang timbul dalam diri Ani untuk memberikan ucapan selamat dan hadiah pada Dewi. Akhirnya, Dewi pun membalas untuk memberikan ucapan dan hadiah untuk Ani.
Pembalasan ini merupakan pembalasan yang positif. Karena dalam hal ini timbul rasa terimakasih dan rasa saling menghargai satu sama lain.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJaLgQjmhpZzw2rMGzT_8RAbTea7_gY36M1t_sfgzAXMRKK1HWwzP9SGbleczns_dRbqw6SDyhXITMetHgkvTH0PmlmiFbxlJZ9aSDM6woc2nfRO87ir4-bygllW6QGHIqsp172ZP5sjKT/s320/berkelahi.jpg)
Misalkan sang teman berusaha mengejek anak laki-laki tersebut hingga dia tak mampu lagi menahan emosinya, bisa saja pembalasan yang akan dilakukan oleh anak tersebut adalah hal yang negatif seperti memukul sang teman hingga keduanya berkelahi, atau bisa saja pembalasan itu berupa ejekan balik yang pada akhirnya akan menimbulkan permusuhan.Pembalasan ini merupakan pembalasan yang negatif, yang banyak menimbulkan hal tidak baik untuk kedua anak tersebut. Karena dalam hal ini timbul rasa dendam, kecewa, amarah, emosi dan lain sebagainya yang dapat merusak pertemanan mereka.
Minggu, 13 November 2016
Pengertian Kejujuran
Kejujuran adalah mengatakan sesuatu dengan sebenar-benarnya. Definisi yang lain dari kejujuran ialah berkata atau berbuat sesuatu dengan sebenar-benarnya, tidak ada unsur kebohongan atau manipulasi didalamnya. Kejujuran ada dalam hal ucapan dan dalam hal perbuatan.
Contoh dalam hal ucapan ialah seseorang senantiasa berkata jujur dalam berbicara, tidak ditambahi maupun dikurangi. Dan dalam hal perbuatan contohnya seorang pedagang tidak pernah mengurangi timbangan dalam penjualannya. Ketika memberikan kembalian kepada orang buta, ia berikan sesuai dengan apa yang seharusnya diterima oleh orang buta tersebut. Dan dalam hal perkantoran, ia tidak pernah korupsi, ia selalu melaporkan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pekerjaannya sesuai dengan apa yang ada di lapangan.
Sifat jujur ini harus dimiliki oleh setiap manusia, karena sifat dan sikap ini merupakan prinsip dasar dari cerminan akhlak seseorang. Jujur juga dapat menjadi cerminan dari kepribadian seseorang bahkan kepribadian bangsa. Oleh sebab itulah kejujuran bernilai tinggi dalam kehidupan manusia.
Berperilaku jujur tidak akan merugikan kita. Justru banyak hal yang dapat kita ambil dari kejujuran. Kejujuran membawa manfaat yang begitu banyak dalam hidup, antara lain membuat seseorang menjadi dapat dipercaya, disenangi oleh orang lain, mudah mendapat lapangan pekerjaan, dan yang paling penting adalah dicintai oleh Allah swt. Kejujuran dapat memudahkan seseorang dalam mendapatkan pekerjaan karena kejujuran adalah poin penting dari kepribadian seseorang yang dapat dijadikan pedoman dalam menjalankan semua pekerjaannya.
Tanamlah sifat kejujuran sejak dini, karena ketika kita sudah dewasa, maka kita akan terbiasa untuk melakukan hal kejujuran, mulai dari hal yang kecil sampai hal yang besar.
Sumber : http://pratiwianggun17.blogspot.co.id/2012/11/apa-itu-jujur-anggun-pratiwi.html
http://www.tongkronganislami.net/2015/11/pengertian-dan-konsep-kejujuran-dalam-islam.html
Minggu, 06 November 2016
Tahap-tahap Gangguan Kejiwaan
Gangguan jiwa adalah bahwa yang menonjol ialah gejala-gejala yang patologik dari unsur psikis. Hal-hal yang dapat mempengaruhi perilaku manusia ialah keturunan dan konstitusi, umur dan sex, keadaan badaniah, keadaan psikologik, keluarga, adat istiadat, kebudayaan, pekerjaan, kehamilan dan lain sebagainya.
Sumber penyebab gangguan jiwa dipengaruhi oleh tiga faktor :
1. Faktor-faktor somatik (somatogenik)
a. Neroanatomi
b. Nerofisiologi
c. Nerokimia
d. Tingkat perkembangan dan kematangan organi
e. Faktor-faktor pre dan peri-natal
2. Faktor-faktor Psikologik
a. Interaksi Ibu-anak : normal (rasa percaya dan rasa aman) atau abnormal berdasarkan kekurangan, distorasi dan keadaan yang terputus (perasaan tak percaya dan kebimbangan).
b. Peranan ayah
c. Persaingan antara saudara kandung
d. Inteligensi
e. Hubungan dalam keluarga, pekerjaan, permainan dan masyarakat
f. Kehilangan yang mengakibatkan kecemasan, depresi, rasa malu atau rasa bersalah
g. Konsep dini : pengertian identitas diri sendiri lawan peranan yang tidak menentu
h. Keterampilan, bakat dan kreativitas
i. Pola adaptasi dan pembelaan sebagai reaksi terhadap bahaya
j. Tingkat perkembangan emosi
3. Faktor-faktor sosio-budaya (sosiogenik)
a. Kestabilan keluarga
b. Pola mengasuh anak
c. Tingkat ekonomi
d. Perumahan : perkotaan lawan pedesaan
e. Masalah kelompok minoritas yang meliputi prasangka dan fasilitas kesehatan pendidikan
f. Kesejahteraan yang tidak memadai
g. Pengaruh rasial dan keagamaan
h. Nilai-nilai
A. Proses Perjalanan Penyakit
Gejala mulai timbul biasanya pada masa remaja atau dewasa awal sampai umur pertengahan dengan melalui beberapa fase yaitu :
a. Fase Prodomal
Berlangsung antara 6 bulan sampai 1 tahun. Gangguan dapat berupa self care, gangguan dalam akademik, pekerjaan, fungsi sosial, pikiran dan presepsi.
b. Fase Aktif
Berlangsung kurang lebih 1 bulan. Gangguan dapat berupa gejala psikotik, halusinasi, delusi, disorganisasi proses berfikir, gangguan bicara, gangguan prilaku, disertai kelainan neurokimiawi.
c. Fase Residual
Klien minimal mengalami 2 gejala, gangguan afek dan gangguan peran, serangan biasanya berulang.
B. Tahapan Halusinasi dan Delusi yang Biasa Menyertai Gangguan Jiwa
Menurut Janice Clack 1962 klien yang mengalami gangguan jiwa sebagian besar disertai Halusinasi dan Delusi yang meliputi beberapa tahapan antara lain :
1. Tahap Comforting
Timbul kecemasan ringan disertai gejala kesepian, perasaan berdosa. Klien biasanya mengkomplensasikan stressornya dengan copy imajinasi sehingga merasa senang dan terhindar dari ancaman.
2. Tahap Condeming
Timbul kecemasan moderate. Cemas biasanya makin meninggi. Selanjutnya klien merasa mendengarkan sesuatu, klien merasa takut apabila orang lain ikut mendengarkan apa apa yang dia rasakan sehingga timbul perilaku menarik diri.
3. Tahap Controling
Timbul kecemasan berat, klien berusaha memerangi rasa yang timbul tetapi suara tersebut terus menerus mengikuti, sehingga menyebabkan klien susah berhubungan dengan orang lain. Apabila suara tersebut hilang, maka klien akan merasa kesepian/sedih.
4. Tahap Conquering
Klien merasa panik, suara atau ide yang datang mengancam apabila tidak diikuti, perilaku klien dapat bersifat merusak atau dapat timbul perilaku suicide (bunuh diri).
Sumber : http://nissa-uchil.blogspot.co.id/2015/02/proses-terjadinya-gangguan-jiwa.html
Sumber penyebab gangguan jiwa dipengaruhi oleh tiga faktor :
1. Faktor-faktor somatik (somatogenik)
a. Neroanatomi
b. Nerofisiologi
c. Nerokimia
d. Tingkat perkembangan dan kematangan organi
e. Faktor-faktor pre dan peri-natal
2. Faktor-faktor Psikologik
a. Interaksi Ibu-anak : normal (rasa percaya dan rasa aman) atau abnormal berdasarkan kekurangan, distorasi dan keadaan yang terputus (perasaan tak percaya dan kebimbangan).
b. Peranan ayah
c. Persaingan antara saudara kandung
d. Inteligensi
e. Hubungan dalam keluarga, pekerjaan, permainan dan masyarakat
f. Kehilangan yang mengakibatkan kecemasan, depresi, rasa malu atau rasa bersalah
g. Konsep dini : pengertian identitas diri sendiri lawan peranan yang tidak menentu
h. Keterampilan, bakat dan kreativitas
i. Pola adaptasi dan pembelaan sebagai reaksi terhadap bahaya
j. Tingkat perkembangan emosi
3. Faktor-faktor sosio-budaya (sosiogenik)
a. Kestabilan keluarga
b. Pola mengasuh anak
c. Tingkat ekonomi
d. Perumahan : perkotaan lawan pedesaan
e. Masalah kelompok minoritas yang meliputi prasangka dan fasilitas kesehatan pendidikan
f. Kesejahteraan yang tidak memadai
g. Pengaruh rasial dan keagamaan
h. Nilai-nilai
A. Proses Perjalanan Penyakit
Gejala mulai timbul biasanya pada masa remaja atau dewasa awal sampai umur pertengahan dengan melalui beberapa fase yaitu :
a. Fase Prodomal
Berlangsung antara 6 bulan sampai 1 tahun. Gangguan dapat berupa self care, gangguan dalam akademik, pekerjaan, fungsi sosial, pikiran dan presepsi.
b. Fase Aktif
Berlangsung kurang lebih 1 bulan. Gangguan dapat berupa gejala psikotik, halusinasi, delusi, disorganisasi proses berfikir, gangguan bicara, gangguan prilaku, disertai kelainan neurokimiawi.
c. Fase Residual
Klien minimal mengalami 2 gejala, gangguan afek dan gangguan peran, serangan biasanya berulang.
B. Tahapan Halusinasi dan Delusi yang Biasa Menyertai Gangguan Jiwa
Menurut Janice Clack 1962 klien yang mengalami gangguan jiwa sebagian besar disertai Halusinasi dan Delusi yang meliputi beberapa tahapan antara lain :
1. Tahap Comforting
Timbul kecemasan ringan disertai gejala kesepian, perasaan berdosa. Klien biasanya mengkomplensasikan stressornya dengan copy imajinasi sehingga merasa senang dan terhindar dari ancaman.
2. Tahap Condeming
Timbul kecemasan moderate. Cemas biasanya makin meninggi. Selanjutnya klien merasa mendengarkan sesuatu, klien merasa takut apabila orang lain ikut mendengarkan apa apa yang dia rasakan sehingga timbul perilaku menarik diri.
3. Tahap Controling
Timbul kecemasan berat, klien berusaha memerangi rasa yang timbul tetapi suara tersebut terus menerus mengikuti, sehingga menyebabkan klien susah berhubungan dengan orang lain. Apabila suara tersebut hilang, maka klien akan merasa kesepian/sedih.
4. Tahap Conquering
Klien merasa panik, suara atau ide yang datang mengancam apabila tidak diikuti, perilaku klien dapat bersifat merusak atau dapat timbul perilaku suicide (bunuh diri).
Sumber : http://nissa-uchil.blogspot.co.id/2015/02/proses-terjadinya-gangguan-jiwa.html
Langganan:
Postingan (Atom)